Gaung Media Nasional FGD Upaya Perlindungan Perang Siber Menghadapi Geopolitik Indonesia 2045

FGD Upaya Perlindungan Perang Siber Menghadapi Geopolitik Indonesia 2045

Kampanye Buku


Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik Kedeputian Pengkajian Lemhannas RI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat judul “Perang Siber: Implikasi Keamanan Nasional dan Upaya Perlindungan Siber dalam Konteks Geopolitik Indonesia 2045” pada Rabu (20/9/2023), di Ruang Kresna, Gedung Astagatra Lantai 4, Lemhannas RI.

Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. dalam laporannya menyampaikan bahwa keamanan siber telah menjadi isu yang semakin mendesak dalam geopolitik global. Menurutnya, dalam menjaga keamanan siber bukan hanya suatu keharusan teknologi, tetapi juga menjadi aspek kunci di era digital yang penuh tantangan. Sejalan dengan hal tersebut, perlindungan siber erat kaitannya dengan pelaksanaan fungsi ketahanan dan keamanan nasional.

Sementara itu, Wakil Gubernur Lemhannas RI Laksda TNI Maman Firmansyah yang membuka FGD tersebut, mengatakan bahwa dalam konteks geopolitik V di Indonesia, transformasi digital menjadi sektor penting yang mewarnai perkembangan dinamika pada pembangunan nasional. Sektor tersebut dapat menjadi pondasi peningkatan kapasitas geopolitik Indonesia di era globalisasi.

Lebih lanjut, ruang siber telah menjadi medan pertarungan utama dalam perang teknologi antara negara-negara hegemoni. Instrumen siber memiliki dampak yang signifikan dan berisiko, termasuk serangan siber yang bersifat non fisik. Terkait hal tersebut, Indonesia yang rentan terhadap serangan siber perlu berkonsentrasi pada perlindungan siber, investasi dalam teknologi siber dan meningkatkan kerjasama internasional dalam bidang keamanan siber untuk menjaga keamanan dan stabilitas ekonomi nasional.

Dalam konteks geopolitik Indonesia, transformasi digital memainkan peran kunci dalam pembangunan nasional dan peningkatan kapasitas geopolitik, Maman Firmansyah menilai bahwa Indonesia perlu lebih fokus pada sektor-sektor yang masih lemah, seperti kepuasan bisnis, pengetahuan dan keluaran teknologi, keluaran kreativitas, serta investasi dalam penelitian dan sumber daya manusia (SDM).

“Kedepan, Indonesia dapat terus meningkatkan kapasitasnya dalam transformasi digital, memperkuat keamanan siber, dan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi,” sambung Maman Firmansyah. Dirinya berharap Indonesia dapat bersaing lebih baik dalam dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.

FGD yang dimoderatori oleh Tenaga Profesional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lemhannas RI Ida Bagus Made Putra Jandhana tersebut menghadirkan Kepala Pusat Pertahanan Siber Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Rana S., S.Sos., M.M. Dalam paparannya, ia menyampaikan Implikasi Artificial Intelligence (AI) terhadap serangan siber dalam konteks geopolitik. Pada bidang politik implikasinya pada propaganda dan pengaruh asing serta polarisasi dan perpecahan.

Sedangkan dalam bidang sosial, menurut Rana, implikasinya pada penyebaran berita palsu dan keamanan data pribadi. Kemudian pada bidang ekonomi, keterlibatannya ada pada kejahatan siber, seperti hacking, pencurian data, dan ransomware serta pada e-commerce dan keamanan transaksi. Sedangkan pada bidang pertahanan dan keamanan, keterlibatannya ada pada serangan infrastruktur informasi vital dan spionase serta kegiatan cyber militer.

Menyikapi hal tersebut, sejumlah strategi telah disusun untuk menghadapi tantangan siber. Pertama adalah penyiapan SDM yang mampu menguasai teknologi AI. Kedua adalah penyusunan dan penguatan kebijakan/regulasi yang mampu mengakomodir teknologi AI serta melakukan kolaborasi/kerjasama dengan melibatkan pemangku kepentingan antar lembaga, mulai dari pemerintah, swasta, komunitas, dan akademisi. Dan yang ketiga adalah menyiapkan teknologi AI untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertahanan dan TNI.

Narasumber lain yang hadir dalam FGD tersebut, yakni Deputi VI Bidang Intelijen Siber, Badan Intelijen Negara RI Irjen Pol Andean Bonar Sitinjak, S.I.K., M.Si., Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi, Badan Siber dan Sandi Negara Bapak Sigit Kurniawan, S.ST., M.A.P., Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI Bapak Aries Kusdaryono, S.Kom., M.Kom., Ph.D., Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim POLRI Kombes Pol Dani Kustoni, S.H., S.I.K., M.Hum., dan Analis Utama Politik Keamanan Lab 45 Christian Guntur Lebang. (SP/BIA)

Foto Tour