Fenomena warung Madura menggambarkan bagaimana warung-warung kecil yang dikelola oleh orang-orang dari Madura, telah menyebar luas di berbagai wilayah di Indonesia.
Di kawasan padat penduduk wilayah Kota Depok, Jawa Barat, Samsuri seorang pria asal Sumenep, Madura sedang melayani pembeli diwarung nya yang buka 24 jam. Dia bergantian dengan istrinya, yang akan melayani pembeli di pagi harinya. Pasangan ini menjadi bagian dari Fenomena Warung Madura 24 Jam, yang banyak ditemui di kota-kota besar, seperti Jabodetabek dan daerah lainnya.
Kejelian menangkap peluang dari beberapa pengusaha asal Madura yang menyadari perubahan gaya hidup masyarakat kota, yang sekarang banyak beraktifitas di malam sampai dini hari. Mengakibatkan, kebutuhan masyarakat akan keberadaan warung yang buka 24 jam semakin tinggi. Jenis barang dagangan mereka pun cukup lengkap, mulai dari sembako, gas, air mineral, rokok, pulsa, token listrik dan lain-lain.
Keunikan lainnya yang disebutkan Samsuri adalah, biasanya pasangan yang bertugas akan di-rolling atau digantikan dengan pasangan lain. Samsuri dan istrinya akan bertugas di lokasi ini selama 6 bulan ke depan. Hal ini merupakan keputusan dari bos nya atau pemilik warung yang mereka jaga. Untuk keamanan, mereka berkoordinasi dengan aparat warga setempat dan juga berkomunikasi dengan sesama penjaga Warung Madura 24 Jam lainnya.
Masyarakat Indonesia memang terkenal akan ekonomi kreatif nya, dimana Warung Madura 24 jam ini merupakan salah satu perwujudan nya. Fenomena ini mencerminkan beberapa karakteristik unik dan dinamis dari komunitas Madura dalam berbisnis, serta bagaimana mereka beradaptasi dan berkontribusi terhadap ekonomi lokal. (red/posma binsar)