Diplomasi pemuda, dan pembinaannya oleh organisasi-organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah mengalami peningkatan aktivitasnya di abad ke-21. Mendorong kaum muda untuk mengekspresikan suara mereka melalui diplomasi memberikan generasi mereka kesempatan untuk membuat jejak pada isu-isu yang memiliki efek signifikan pada kehidupan mereka. Diplomasi pemuda dapat didefinisikan sebagai partisipasi individu dari usia 15-24 tahun ( sebagaimana diakui oleh PBB ) dalam kegiatan yang mempromosikan kepentingan kaum muda dan berusaha untuk mengkatalisasi perubahan positif dalam isu-isu global yang sering melampaui batas.
Salah satu negara yang berperan penting dalam bidang ini adalah Indonesia. Saat ini ada lebih dari 75 juta individu yang tergabung dalam kelompok ‘Generasi Z’ (lahir dari akhir 1990-an dan seterusnya) di Indonesia– kelompok anak muda terbesar yang pernah dimiliki negara ini. Kaum muda Indonesia semakin memobilisasi dan memengaruhi dialog kebijakan sosial di dalam komunitas mereka dan juga di tingkat global.
Didirikan oleh Delegasi Indonesia untuk KTT Kelompok 20 (G20) pada tahun 2010, program Diplomasi Pemuda Indonesia (IYD) telah berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi kaum muda yang tertarik untuk belajar tentang diplomasi dalam tindakan. Dengan KTT Kepala Negara dan Pemerintahan G20 2022 yang akan berlangsung di Bali, Indonesia pada bulan November, IYD telah dipilih untuk memimpin KTT Y20, yang sebagian dimulai pada bulan Juli sebelum KTT G20.
Y20 berfungsi sebagai forum di mana para pemimpin muda dari negara-negara anggota G20 berkumpul untuk membahas dan bertukar pikiran tentang agenda Kepresidenan G20. Para peserta didorong untuk mengembangkan solusi kebijakan untuk tantangan global saat ini, yang diwujudkan dalam komunike Y20, yang terdiri dari serangkaian rekomendasi yang kemudian dikirim ke Presidensi G20 untuk dipertimbangkan. Komunike tahun lalu mencakup lusinan rekomendasi yang mencakup tema-tema utama seperti kesetaraan vaksin, masa depan pekerjaan, peluang yang sama, dan keberlanjutan.
Angelo Wijaya, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Manajemen Proyek untuk panitia penyelenggara Y20 tahun ini, mengingat dengan jelas pengalamannya berpartisipasi sebagai delegasi Indonesia dalam KTT Y20 2021 yang diselenggarakan oleh Italia. Mewakili suara kaum muda di Indonesia, Angelo mengambil bagian dalam serangkaian negosiasi antara negara-negara peserta, mendapatkan pengetahuan berharga tentang bagaimana menavigasi komunikasi antara berbagai badan pemerintah yang merumuskan kebijakan luar negeri Indonesia. Selama KTT, Angelo memprakarsai beberapa pertemuan bilateral yang mencakup 14 delegasi lain, yang memungkinkan para delegasi untuk mengukur bidang minat masing-masing dan membangun hubungan satu sama lain, sambil belajar tentang budaya dan sudut pandang lain.
Sekarang, saatnya baginya untuk memberi kembali. Sebagai penyelenggara KTT Y20 tahun ini, fokus Angelo diarahkan untuk merencanakan pertemuan puncak yang sukses pada Juli menjelang G20. Angelo merasa bahwa “orang muda dapat menambah cita rasa negosiasi” di ranah internasional. Meskipun mungkin perlu waktu bagi pemerintah dan entitas diplomatik formal untuk membuat keputusan penting dan menindaklanjutinya, “orang muda memiliki tujuan yang lebih berpikiran maju untuk mengadvokasi”. Diplomat muda di Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong dukungan untuk isu-isu progresif yang berwawasan ke luar.
Angelo tidak sendirian. Gracia Paramitha, Co-Chair Y20 Indonesia saat ini, juga menjabat sebagai analis lingkungan dan iklim untuk Kepresidenan G20 Indonesia. Setelah berpartisipasi sebagai delegasi dalam Y8 Summit, inisiatif serupa untuk pemuda yang diadakan sejalan dengan Group of 8 (G8) Summit pada tahun 2013, ia bersama rekan-rekan delegasinya mendirikan organisasi IYD pada bulan Desember tahun yang sama, menjadikannya kelompok keterlibatan resmi untuk KTT G20. Tujuan mereka adalah untuk membangun “jalur praktis bagi semua pemuda Indonesia untuk mengetahui lebih banyak, mengembangkan keterampilan mereka, dan berbagi pemikiran mereka tentang isu-isu global”. Sejak saat itu IYD telah menjadi platform yang berharga bagi kaum muda untuk dididik tentang proses diplomatik melalui lokakarya, seminar, dan pelatihan. Contoh acara yang diselenggarakan organisasi adalah sesi “Meet the Diplomats”,
Selain Angelo dan Gracia, alumni delegasi pemuda di Indonesia juga telah meniti karir terkait diplomasi di berbagai organisasi termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Kementerian Luar Negeri RI. Gracia melihat kepresidenan Indonesia pada KTT G20 2022 tahun ini sebagai peluang berharga di mana IYD dapat memperluas jaringan kolaborator internasionalnya, termasuk organisasi internasional dan lembaga pemerintah. Dilansir dari laman un.org Gracia berharap acara tersebut dapat “memberdayakan dan mengekspos seluruh suara pemuda Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional”. (fir)
foto: un.org